
Mandailing Natal | bidikinfonews.xyz — Suasana kebersamaan tampak mewarnai kegiatan gotong royong warga Desa Sinunukan II, Kecamatan Sinunukan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, pada Minggu (12/10/2025). Meski bertepatan dengan hari libur, masyarakat tetap antusias bergotong royong membersihkan lingkungan dan memindahkan pos kamling di sekitar desa.
Kegiatan tersebut berlangsung lancar dan dihadiri langsung oleh Kepala Desa Sinunukan II Ripai, S.Sos, Ketua BPD beserta anggota, Kasi Pemerintahan Herbert Lubis, Ketua RT 6 Hamdan, Ketua Dusun 2 Edy Supriyadi, serta masyarakat setempat.
Kepala Desa Sinunukan II, Ripai, S.Sos, menyampaikan apresiasi kepada seluruh warga atas semangat dan kesadaran mereka dalam menjaga kebersihan serta kebersamaan di lingkungan desa.
“Saya mengucapkan terima kasih atas antusias dan kesadaran warga Sinunukan II dalam kegiatan gotong royong hari ini. Semoga semangat kebersamaan ini terus terjaga, dan kita semua tetap kompak membangun desa ke arah yang lebih baik. Terima kasih juga kepada para ketua RT, kepala dusun, dan seluruh perangkat desa yang ikut berpartisipasi,” ujar Ripai.
Senada dengan itu, Herbert Lubis, selaku Kasi Pemerintahan Desa Sinunukan II, turut menyampaikan rasa bangganya atas partisipasi aktif masyarakat.
“Kami, jajaran pemerintahan desa, merasa bangga melihat antusias warga yang luar biasa dalam kegiatan gotong royong ini. Semangat kebersamaan ini menjadi modal penting untuk mewujudkan lingkungan yang aman, bersih, dan nyaman bagi seluruh warga,” ungkap Herbert.
Kegiatan gotong royong ini juga menjadi momentum mempererat hubungan antara pemerintah desa dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang lebih tertata dan guyub.
Refleksi Redaksi
Di tengah arus modernisasi yang kian deras, gotong royong di Sinunukan II menjadi penanda bahwa denyut solidaritas di desa masih bergetar hangat. Di tanah Mandailing yang dikenal dengan nilai marsiadapari — saling tolong dan berbagi tenaga — warga Sinunukan II membuktikan bahwa pembangunan bukan hanya urusan pemerintah, tapi juga buah dari kesadaran bersama.
Di sela debu dan keringat, mereka menegakkan kembali makna kebersamaan: bahwa desa yang maju lahir dari hati yang bersatu. Ketika tangan-tangan warga bekerja serempak, di sanalah desa menemukan wajah sejatinya — kuat karena kebersamaan, indah karena kesederhanaan, dan hidup karena kepedulian.
( Binews / R,AI )
Share Social Media