
👆👆 ▶️ Klik AudioÂ
Tebing Tinggi | bidikinfonews.xyz / Sumatera Utara, 17 Juni 2025 – Menjadi pemimpin adalah amanah, bukan sekadar jabatan. Setiap individu yang duduk di kursi kekuasaan—baik di tingkat Presiden, Gubernur, Bupati, Walikota, maupun pejabat struktural lainnya—dipilih oleh rakyat karena dinilai cakap, berintegritas, dan diharapkan mampu menciptakan perubahan yang adil dan berpihak pada rakyat kecil.
Ironisnya, masih banyak pemimpin yang justru melupakan nilai-nilai keadilan. Padahal mereka bukan orang yang tidak mengerti agama, bahkan sebagian besar sangat paham akan ajaran agama dan aturan-aturan moral yang mengikat. Namun, demi kepentingan pribadi, tekanan politik, atau keserakahan, banyak yang akhirnya menutup mata terhadap larangan agama, bahkan berani menzalimi rakyat yang lemah.
Dalam Al-Qur’an, terdapat peringatan keras terhadap perbuatan zalim terhadap anak yatim dan orang miskin. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api ke dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).”
(QS. An-Nisa: 10)
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil…”
(QS. Al-Baqarah: 188)
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin.”*
(QS. Al-Fajr: 17–18)
“Maka terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah kamu menghardiknya.”
(QS. Adh-Dhuha: 9–10)
Ayat-ayat tersebut adalah peringatan nyata bahwa kezaliman terhadap orang lemah bukan hanya dosa sosial, tetapi juga dosa besar dalam pandangan Ilahi yang kelak akan dipertanggungjawabkan di akhirat.
Tak hanya dalam Al-Qur’an, kitab Injil pun menekankan nilai keadilan sosial dan pembelaan terhadap kaum lemah:
“Belalah orang lemah dan anak yatim, tegakkanlah keadilan bagi orang tertindas dan orang miskin! Luputkanlah orang lemah dan orang miskin, lepaskanlah mereka dari tangan orang fasik!”
(Mazmur 82:3–4)
“Janganlah merampasi orang lemah, karena ia lemah, dan janganlah menginjak-injak orang miskin di pintu gerbang. Sebab TUHAN membela perkara mereka, dan mengambil nyawa orang yang merampasi mereka.”
(Amsal 22:22–23)
“Hai kamu orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu!… Upah para pekerja yang telah menuai ladang-ladangmu, yang telah kamu tahan, berseru-seru, dan teriakan-teriakan mereka telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam.”
(Yakobus 5:1–6)
Semua ini menegaskan bahwa keadilan bukan hanya amanat dunia, tetapi juga titah langit. Maka siapapun yang hari ini diberi kepercayaan oleh rakyat untuk memimpin, hendaknya tidak mengabaikan nilai-nilai keadilan, tidak merampas hak yang bukan miliknya, dan tidak menutup mata terhadap jeritan kaum kecil.
Karena pada akhirnya, sejarah akan mencatat, dan Tuhan akan mengadili.
( Bidik info News oleh Syahrial Efendi Nasution )
Share Social Media