
Labuhanbatu | bidikinfonews.xyz/ Sumut – Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu digemparkan dengan klaim mengejutkan: 16.276 warganya mengidap HIV/AIDS pada tahun 2023.
Angka ini menjadikan Labuhanbatu sebagai Daerah dengan kasus HIV/AIDS terbanyak di Sumatera Utara, bahkan diduga se-Indonesia.
Namun, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Friska S enggan mengkonfirmasi kebenaran data tersebut. Ia malah mengarahkan pertanyaan kepada Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Kabid Yankes) H Indra Lubis.
Indra pun melemparkan tanggung jawab kepada Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (P2M) Rahmat SKM.
Rahmat mengakui data tersebut berasal dari Dinas Kesehatan, namun sumbernya adalah pemeriksaan ibu hamil yang positif HIV.
Ia menyebut jumlah tersebut sebagai akumulasi selama satu tahun, dengan identitas pasien dirahasiakan.
Meskipun begitu, Rahmat tidak menjelaskan jenis obat yang diberikan kepada pasien untuk mencegah penularan saat berhubungan badan.
Keadaan ini menimbulkan keraguan di masyarakat. Salah satu tokoh pemuda Labuhanbatu, Ansari Tambak, menyatakan ketidakpercayaannya terhadap angka tersebut.
Ia mempertanyakan transparansi data dan mendesak Pemkab Labuhanbatu bertanggung jawab atas situasi darurat HIV/AIDS ini.
Berita ini masih simpang siur dan membutuhkan verifikasi lebih lanjut.
Diperlukan langkah kongkret dari Dinas Kesehatan Labuhanbatu untuk:
Memberikan klarifikasi yang jelas dan transparan terkait data HIV/AIDS.
Menjelaskan langkah-langkah penanggulangan darurat HIV/AIDS.
Meningkatkan edukasi dan sosialisasi tentang pencegahan HIV/AIDS kepada Masyarakat.
Memastikan akses yang mudah dan memadai terhadap layanan tes dan pengobatan HIV /AIDS.
Masyarakat Labuhanbatu berhak mendapatkan informasi yang akurat dan penanganan yang tepat terkait HIV / AIDS.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk meningkatkan kewaspadaan dan bersama-sama memerangi HIV / AIDS.
Berikut beberapa poin penting dari berita:
Jumlah 16.276 warga Labuhanbatu diklaim mengidap HIV/AIDS pada tahun 2023.
Dinas Kesehatan Labuhanbatu belum memberikan konfirmasi yang jelas terkait kebenaran data tersebut.
Masyarakat meragukan transparansi data dan meminta Pemkab Labuhanbatu bertanggung jawab.
Diperlukan langkah kongkret untuk menangani darurat HIV/AIDS di Labuhanbatu.
Pertanyaan yang masih belum terjawab:
Bagaimana metodologi yang digunakan untuk mengumpulkan data HIV / AIDS di Labuhanbatu?
Apakah data tersebut mencakup semua kelompok Masyarakat di Labuhanbatu?
Apa upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Labuhanbatu untuk mencegah penularan HIV/AIDS?
Bagaimana akses terhadap layanan tes dan pengobatan HIV/AIDS di Labuhanbatu?
Masyarakat Labuhanbatu dan pihak-pihak terkait harus terus memantau perkembangan kasus ini dan mendorong langkah-langkah yang tepat untuk memerangi HIV/AIDS.
( BIN/ J,Effendi )
Share Social Media