
👆👆▶️ Klik Audio Untuk Mendengar kanÂ
Medan | bidikinfonews.xyz/ – Kalau Anda berpikir mesin waktu belum ditemukan, cobalah jalan-jalan ke Gang Tengah, Jalan Bromo, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai. Di sana, Anda bisa langsung mengalami sensasi hidup di zaman batu—lengkap dengan jalan becek, lampu jalan mati, dan drainase yang cuma jadi mimpi indah warga.
Redaksi Bidik Info News akhirnya angkat pena, eh, angkat surat resmi kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan. Isinya? Bukan puisi romantis, melainkan jeritan warga yang sudah lebih dari 40 tahun menunggu aspal seperti menunggu jodoh yang tak kunjung tiba.
“Saya tinggal di sini sejak 1983, dan jalan ini belum pernah diaspal. Parit juga tidak ada. Kalau hujan, gang ini berubah jadi kolam renang gratis—sayangnya tidak bisa dipakai lomba gaya bebas,” ujar Ibu Artina Ani dengan wajah yang sudah tidak tahu lagi mau senyum atau nangis.
Sementara itu, di belahan lain Medan Denai, warga Jalan Rawa Cangkok 4, Gang Pakpak, juga punya kisah lucu—kalau tidak mau dibilang tragis. “Baru sebulan diperbaiki, sudah rusak. Kami bahkan tidak tahu siapa yang kerja. Mungkin peri jalan?” kata Hotninah, warga yang mengaku lebih percaya pada sinetron ketimbang transparansi anggaran.
Warga mengaku sudah melapor ke kepala lingkungan, anggota dewan, bahkan ke langit malam penuh bintang—tapi hasilnya tetap nihil. “Kami bukan warga kelas dua. Tapi kalau lihat jalan kami, mungkin pemerintah pikir kami ini penduduk Mars,” sindir seorang warga lain yang menolak disebut namanya karena takut jalannya makin tidak diaspal.
Pemko Medan: Medan Kota Tanpa Lubang (Di PowerPoint Saja)
Padahal menurut dokumen-dokumen kinclong milik Dinas SDABMBK, Kota Medan punya cita-cita jadi kota tanpa lubang, tanpa genangan, dan penuh cinta. Tapi entah kenapa, implementasinya justru seperti sinetron panjang tanpa ending: jalan tetap berlubang, warga tetap pasrah, dan janji tinggal janji.
Melalui pernyataan resmi dari Kepala Biro Medan, Bakhrizal Piliang, Redaksi Bidik Info News menegaskan bahwa mereka tidak sedang main-main. “Ini bukan surat cinta. Ini tuntutan dari warga yang sudah terlalu lama dianggap seperti hantu—ada tapi tak dianggap,” tegas Bakhrizal.
Dengan mengutip UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, redaksi mengingatkan bahwa jalan itu bukan fasilitas eksklusif seperti lounge bandara. Itu hak publik, hak semua orang, termasuk warga Gang Tengah yang sudah lelah menunggu keajaiban.
Bidik Info News: Kami Tidak Akan Diam! (Kecuali Saat Tidur)
Surat ini menjadi bukti bahwa Bidik Info News tidak hanya menulis soal sinetron politik, tapi juga mau turun tangan ketika warga sudah nyaris naik darah karena jalan rusak. “Kami akan terus kawal, awasi, dan laporkan. Sampai jalan benar-benar mulus—atau kami pensiun, mana yang datang duluan,” tutup Bakhrizal.
( BINews/ B.Piliang & Team )
Share Social Media