
Batam | bidikinfonews.xyz / Pelabuhan Batu Ampar, Kota Batam menyimpan masalah besar, yang bisa meledak sewaktu-waktu. Potensi mega korupsi yang bakal menyeret elit pejabat BP Batam ke depannya. Pembangunan dermaga utara yang diduga dimanipulasi dan tidak sesuai spesifikasi; proyek revitalisasi dan pendalaman kolam dermaga utara yang gagal total tahun 2022-2023, dan pemaksaan pengelolaan dan perbaikan infrastruktur pelabuhan oleh PT. Persero Batam.
Anggaran yang telah digunakan dan disiapkan untuk lanjutan itu cukup fantastis. Anggaran pembangunan dermaga utara tahun 2014-2016 telah menghabiskan setidaknya Rp. 640 miliar, untuk revitalisasi dan pendalaman kolam dermaga utara tahun 2022-2023 yang gagal itu telah menghabiskan anggaran hingga Rp. 100 miliar; dan anggaran yang bakal dikucurkan melalui pinjaman investasi dari PPA-Perusahaan Penjamin Aset senilai Rp. 2,1 Triliun.
“Tumpukan masalah ini lagi mencari tumbal, siapa yang akan dikorbankan, untuk menyelamatkan kesalahan sebelumnya. Persoalannya siapa yang mau pasang badan untuk itu?” kata Ketua Kodat86, Cak Ta’in Komari SS kepada media Rabu (12/6)
Menurut Cak Ta’in, masalah proyek pelabuhan Batu Ampar itu seperti bom waktu. Kapan saja bisa meledak. Era kepemimpinan berubah, pimpinan KPK juga akan berubah, sikap dan kebijakan yang pasti berubah. “Bisa jadi hukum akan dijadikan panglima untuk menyelamatkan ekonomi bangsa..!” ujarnya.
Cak Ta’in mengaku mendapatkan informasi, Direktur Persero Batam telah mengajukan pengunduran diri meski belum disetujui. Artinya semua orang pengen tenang, apalagi di usia senja. Tidak bolak-balik menjadi objek pemeriksaan hukum, apalagi harus menanggung beban kesalahan masa lalu pihak lain.
“Coba konfirmasi kepada yang bersangkutan kebenarannya. Dalam waktu dekat susunan pimpinan PPA juga kabarnya segera berubah, karena perusahaan itu telah diakuisisi oleh Danareksa Holding. Perusahaan yang berbasis perbankan itu tentu akan melakukan evaluasi terhadap proyek-proyek yang biayai PPA dalam jumlah besar. Kondisi itu juga bise mempengaruhi struktur perusahaan yang sedang mendapat pembiayaan,’ jelasnya.
Beberapa proyek besar yang sedang dan bakal dilakukan oleh Persero Batam menggunakan dana pinjaman investasi dari PPA tersebut, di antaranya pengadaan STS Crane 3 unit yang sudah dilelang secara tertutup dan diam-diam. Kabarnya 3 crane tersebut bernilai sekitar Rp. 700 miliar. Jauh lebih mahal dibanding satu unit STS Crane rakitan merek Corin yang dibeli tahun 2022 lalu seharga Rp. 120 miliar. Proyek revitalisasi dermaga utara dan pendalaman kolam maupun alur dengan pemotong batu keras. Proyek besar lainnya yakni bakal melakukan reklamasi untuk membangun yard container seluas 10 hektar.
( Bin/D2k )
Share Social Media