
MEDAN | bidikinfonews.xyz / 28 April 2025 – Kondisi Jembatan Titi Satu yang terletak di Jalan Karya Dame, Kelurahan Karang Berombak, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan, kian memperihatinkan. Kerusakan infrastruktur yang terjadi bertahun-tahun tanpa perbaikan memadai kini menjadi ancaman serius bagi keselamatan masyarakat.
Bagian Retaining Wall (Talud) di sekitar jembatan dilaporkan telah ambruk sejak lama. Namun, hingga saat ini belum ada tindakan konkret dari pihak terkait untuk memperbaikinya,disertai dengan meningkatnya potensi kecelakaan.
Menurut keterangan Pak Rudi, seorang warga yang telah bermukim di bantaran Sungai Titi Satu selama lebih dari sepuluh tahun, kerusakan tersebut dibiarkan begitu saja meskipun beberapa kali petugas kecamatan sempat melakukan pembersihan ringan.
“Sudah bertahun-tahun ambruk. Pernah ada petugas datang, tetapi hanya membersihkan rumput. Tidak ada perbaikan struktur atau perbaikan yang menyentuh masalah utamanya,” ungkap Pak Rudi, 63 tahun, yang sehari-hari mengelola usaha penjualan gas elpiji dan air minum kemasan (Aqua) di sekitar lokasi.
Kerusakan struktural ini membawa dampak serius terhadap lingkungan. Sampah dan kotoran menumpuk di sekitar area jembatan, menyebabkan lingkungan menjadi kumuh dan memperparah degradasi tanah di tepi sungai. Erosi tanah kian mengkhawatirkan, memperbesar risiko longsor yang sewaktu-waktu dapat memutus akses jalan bagi warga sekitar.
Lebih jauh, fasilitas Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) di kawasan ini juga tidak berfungsi optimal. Menurut Pak Rudi, lampu jalan yang sempat diperbaiki hanya bertahan menyala sekitar seminggu sebelum kembali padam, meninggalkan jalanan dalam kegelapan setiap malam.
“Kadang lampu jalan hidup sebentar, setelah itu mati lagi. Belum pernah ada perbaikan total yang bertahan lama,” tuturnya.
Minimnya penerangan malam hari menjadi faktor utama tingginya angka kecelakaan di sekitar jembatan. Berdasarkan catatan warga, beberapa insiden kecelakaan telah terjadi, terutama di simpang Gang Arjuna yang terletak di ujung jembatan. Seorang anak yang sedang bersepeda pernah tertabrak sepeda motor hingga mengalami patah kaki. Selain itu, seorang nenek dan seorang lansia lainnya juga menjadi korban kecelakaan serupa di lokasi yang sama.
“Kejadian seperti itu sering terjadi, terutama kalau malam hari. Jalanan gelap, jembatan rusak, jadi sangat berbahaya,” keluh Pak Rudi.
Kekhawatiran warga kian memuncak setiap musim hujan tiba. Hujan deras berisiko mempercepat erosi tanah di sekitar jembatan, meningkatkan kemungkinan terjadinya longsor besar yang tidak hanya mengancam keselamatan pengguna jalan, tetapi juga pemukiman warga di sekitarnya.
Warga Kelurahan Karang Berombak berharap Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Pekerjaan Umum serta pihak Kecamatan Medan Barat segera mengambil tindakan tegas. Mereka menuntut perbaikan total terhadap Jembatan Titi Satu, pemasangan lampu penerangan yang andal, serta penataan lingkungan untuk mengembalikan fungsi vital jembatan sekaligus menjamin keselamatan masyarakat.
Tanpa langkah cepat dan konkret, Jembatan Titi Satu dikhawatirkan akan menjadi sumber bencana baru bagi warga yang selama ini bergantung pada jalur tersebut untuk aktivitas sehari-hari.
( BINews/ B.Piliang )
Share Social Media