
Jakarta | bidikinfonews.xyz / – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan ekstrem di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Puncak curah hujan diperkirakan terjadi pada periode 11 hingga 20 Maret 2025, dengan intensitas yang sangat tinggi, mencapai 300 mm dalam 10 hari. Kondisi ini berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.
Sebagai langkah mitigasi, BMKG telah mengerahkan tim pemantauan selama 24 jam dan melakukan modifikasi cuaca melalui penyemaian awan. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi intensitas hujan dan meminimalkan risiko bencana yang lebih besar. Upaya ini menunjukkan keseriusan BMKG dalam melindungi masyarakat dari dampak buruk cuaca ekstrem.
Selain memantau kondisi cuaca, BMKG juga menganalisis data iklim jangka panjang guna memahami tren perubahan iklim di Indonesia. Informasi ini sangat penting dalam perencanaan pembangunan berkelanjutan dan kebijakan mitigasi bencana.
Tak hanya fokus pada cuaca dan iklim, BMKG juga berperan dalam pemantauan aktivitas seismik, tsunami, dan gunung berapi. Sistem peringatan dini yang canggih dan akurat menjadi kunci dalam memberikan informasi yang cepat dan efektif kepada masyarakat.
BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca melalui berbagai saluran resmi, seperti situs web *bmkg.go.id*, aplikasi mobile BMKG, dan media massa. Dengan akses informasi yang mudah, masyarakat dapat lebih siap menghadapi potensi bencana dan mengambil langkah pencegahan yang diperlukan.
Dengan berbagai upaya mitigasi bencana, termasuk modifikasi cuaca dan sistem peringatan dini yang canggih, BMKG berkomitmen untuk memberikan perlindungan maksimal bagi masyarakat dari dampak buruk bencana alam. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan bersama menjadi kunci dalam menghadapi cuaca ekstrem yang akan datang.
( BINews )
Share Social Media